Sabtu, 9 Agustus 2025 11:00

PAPS dan Program SMAN 2 Cimahi: Guru Harus Lebih Kreatif, Program 2025 Fokus pada Karakter Siswa Pancawaluya

Program 2025 Fokus pada Karakter Siswa Pancawaluya [dokumen pribadi]

majalahsora.com, Kota Cimahi – Program Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS) yang diluncurkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mulai berjalan. Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, kuota sekolah SMA Negeri atau sederajat bertambah pada setiap rombongan belajar (rombel). Hal ini membuat suasana kelas menjadi lebih ramai dari biasanya.

Begitu pula di SMAN 2 Cimahi, yang berlokasi di Jalan KPAD Sriwijaya IX No 45A, RT 08, RW 16, Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Saat ini jumlah seluruh siswa mencapai 1.398 orang.

Prayekti, S.Pd., akrab disapa Pray, selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, menyampaikan bahwa PAPS yang sedang berlangsung membutuhkan evaluasi serta menuntut kreativitas lebih dari guru.

“Kita melaksanakan PAPS sesuai arahan Pemerintah Disdik Jabar. Namun, mungkin ke depannya harus dievaluasi kembali, dilihat lagi terkait ketersediaan sarana-prasarana dan dananya. Apalagi siswa baru sekarang ada 534 orang dengan tambahan PAPS,” jelas Pray.

Para siswa baru dibagi ke dalam 12 rombongan belajar (rombel). Dengan adanya PAPS, pembagian menjadi 40 siswa di tiga kelas dan 46 siswa di sembilan kelas lainnya, menyesuaikan luas ruang kelas yang tersedia.

Pray bersama guru lainnya menata ulang metode mengajar agar materi pembelajaran tersampaikan secara efektif kepada siswa kelas X.

“Guru saat ini harus lebih kreatif dalam pembelajaran di kelas, supaya materi tidak membosankan dan semua siswa dapat terfasilitasi. Tentu saja dibantu LKS dan LKPD. Kalau monoton hanya ceramah, bisa membosankan, apalagi jumlah siswa di kelas sebanyak itu,” ujar Pray.

Dengan penerapan metode Deep Learning, khususnya di mata pelajaran biologi, Pray menggunakan pendekatan berbasis keterampilan proses. Siswa tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga di lingkungan sekitar. Misalnya, mengamati keanekaragaman hayati di sekitar sekolah, menganalisisnya pada jam pelajaran pertama, lalu berdiskusi dan presentasi di jam kedua sebagai bagian dari keterampilan proses.

Pray berharap Pemerintah melakukan evaluasi ulang terhadap kebijakan ini.

“Kebijakan ini baru tahun ini dan mendadak. Harusnya sebelum dibuat, dievaluasi dulu. Dampaknya tidak hanya di SMAN 2 Cimahi, tapi juga sekolah negeri lain. Imbasnya ke sekolah swasta, jadi kekurangan siswa. Kasihan guru P3K, di sini juga ada yang jadi kekurangan jam, berpengaruh ke sertifikasi,” tutur Pray.

Sementara itu, Encep Sutisna, S.Pd., Wakasek Kesiswaan, menjelaskan program yang sejalan dengan visi dan misi sekolah, yaitu “Terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertaqwa, berkarakter serta berakhlak mulia, unggul dalam prestasi, menuju sekolah berbudaya lingkungan dan berwawasan global”.

Encep melanjutkan program Wakasek sebelumnya setelah resmi menjabat pada 1 Juli 2025. Dari segi akademik, SMAN 2 Cimahi mengirimkan siswa ke ajang O2SN dan FLS2N. Untuk O2SN, dua siswa kelas XI dan empat siswa kelas XII mewakili bidang olahraga, dengan persiapan tingkat Provinsi Jawa Barat dan karantina pada 8–19 Agustus 2025. Di bidang olimpiade IPS, sekolah mengirim peserta di cabang geografi dan kebumian, sementara di bidang sains mengirim cabang informatika.

“Alhamdulillah, setiap tahun selalu ada yang lolos ke tingkat provinsi. Ke tingkat nasional kadang masuk, kadang tidak. Untuk FLS2N, cabangnya seni budaya seperti membuat poster, sedangkan olahraga misalnya basket,” ujar Encep.

Ekstrakurikuler Paskibra, Taekwondo, Futsal, dan Silat juga membawa nama baik sekolah. Paskibra rutin meraih juara dan diumumkan setiap upacara hari Senin. Silat sebagai ekskul baru sudah menorehkan prestasi, sedangkan futsal menjadi ekskul populer di kalangan siswa laki-laki.

Selain prestasi, sekolah juga fokus pada pendidikan karakter. Siswa dibentuk menjadi pribadi Pancawaluya: cageur, bageur, bener, pinter, dan singer. Tim Pancawaluya akan melibatkan Kesiswaan, wali kelas, Bimbingan Konseling, dan pihak terkait.

Program ini dituangkan dalam pembiasaan: literasi, shalat dhuha bersama, senam 7 Anak Indonesia Hebat, dan sarapan sehat (bukan Makan Gratis Bergizi/MBG) pada pukul 06.30 WIB sebelum pelajaran pertama dimulai.

“Pembiasaan ini rutin setiap Jumat, kecuali literasi yang juga kadang dilakukan pada Rabu. Jadwalnya bergantian, misalnya Jumat ini kelas X shalat dhuha, kelas XI sarapan sehat, dan kelas XII senam. Minggu berikutnya di-rolling,” jelas Encep.

Di hari-hari biasa, OSIS mengadakan kegiatan sebelum belajar pukul 06.30 WIB, seperti asmaul husna, tadarus, literasi (Rabu), dan doa belajar. Pelajaran dimulai pukul 06.45 WIB.

Encep berharap karakter Pancawaluya yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat dapat diterapkan dengan baik, sehingga siswa SMAN 2 Cimahi mampu meraih prestasi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Sumber : https://majalahsora.com/paps-dan-program-sman-2-cimahi-guru-harus-lebih-kreatif-program-2025-fokus-pada-karakter-siswa-pancawaluya/